Galaila Karen Agustiawan (50) adalah DIRUT Pertamina yang dilantik pada 5 Februari 2009 menggantikan Ari H Soemarno. Putri dari (alm) Prof Dr Soemiatno, mantan Dirut Biofarma ini adalah alumnus Teknik Fisika ITB, yang merupakan DIRUT wanita pertama sepanjang sejarah berdirinya Pertamina. Selama lebih dari 40 tahun berdirinya Pertamina, sejak 1968 perusahaan pelat merah terbesar ini selalu dipimpin oleh seorang pria. Dimulai oleh Ibnu Sutowo, Piet Haryono, Joedo Soembono, AR Ramli, Faisal Abda’oe, Soegianto, Martiono Hadianto, Baihaki Hakim, Ariffi Nawawi, Widya Purnama sampai akhirnya dipegang oleh Ari Soemarno, sebelum kepemimpinan dilanjutkan oleh Karen.
Sebelum berkarir di Pertamina, Karen sempat cukup lama bergabung dengan Mobil Oil Indonesia (1984-1996). Setelah itu Karen sempat bekerja di CGG Petrosystem selama setahun sebelum pindah lagi ke perusahaan konsultan Landmark Concurrent Solusi Indonesia. Tahun 2002-2006 ia bergabung dengan Halliburton Indonesia.
Dua tahun sebelumnya, ketika baru masuk Pertamina, Karen bertugas sebagai staf ahli, kemudian sebagai direktur hulu, dimana dengan background sektor hulu, banyak yang berharap Karen bisa mendongkrak produksi migas Pertamina.
Karen, Ibu dari tiga orang anak, dan isteri dari Herman Agustiawan ini menetapkan 6 program kerjanya, segera setelah dia dilantik. Pertama, akan tetap melanjutkan program kerja jangka panjang yang sudah ditetapkan pimpinan Pertamina sebelumnya. Kedua, program utama setiap direktorat akan dilakukan dengan mengedepankan aspek efektif, efisien dan keselamatan operasi.
Ketiga, aspek distribusi dan keamanan pasokan BBM, elpiji dan biofuel akan diupayakan dan dijadikan prioritas utama. Keempat, pengusahaan sektor hulu akan ditingkatkan porsinya karena tahun lalu sektor tersebut menyumbang laba terbesar bagi perseroan. Ia menargetkan produksi minyak tahun ini tetap 171.000 barel per hari, 1.266 mmscfd untuk gas dan dari geothermal 15 juta ton.,
Kelima, transformasi Pertamina menuju perbaikan yang sudah dimulai Mantan Direktur Utama Pertamina Ari Hernanto Soemarno tidak boleh berhenti. Keenam, seluruh pekerja Pertamina harus tetap mempertahankan momentum perubahan, bersikap terbuka, jujur, berani, dan profesional.
Sumber : Bicara Wanita