Laman

 photo tabfashion.png photo tabtumblr.png photo tabtutorial.png
 photo tabtutorial.png

TEORI-TEORI SOSIOLOGI MOERN

TEORI FUNGSIONALISME
Tokoh-tokoh yang pertama kalimencetuskan fungsional yaitu August Comte, Emile Durkheim dan Herbet Spencer.Pemikiran structural fungsional sangat dipengaruhi oleh pemikiranbiologis yaitu menganggap masyarakat sebagai organisme biologis yaitu terdiridari organ-organ yang saling ketergantungan, ketergantungan tersebut merupakanhasil atau konsekuensi agar organisme tersebut tetap dapat bertahan hidup.pendekatan structural fungsional ini juga bertujuan untuk mencapai keteraturansosial. Durkheim mengungkapkan bahwa masyarakat adalah sebuah kesatuan dimanadi dalamnya terdapat bagian – bagian yang dibedakan. Bagian-bagian dari sistemtersebut mempunyai fungsi masing – masing yang membuat sistem menjadi seimbang.Bagian tersebut saling interdependensi satu sama lain dan fungsional, sehinggajika ada yang tidak berfungsi maka akan merusak keseimbangan sistem.

TEORI KONFLIK
Teorikonflik adalah teori yang memandang bahwa perubahan sosial tidakterjadi melalui proses penyesuaian nilai-nilai yang membawa perubahan, tetapi terjadiakibat adanya konflik yangmenghasilkan kompromi-kompromi yang berbeda dengan kondisi semula.
Teori konflik muncul sebagai reaksi dari munculnya teori struktural fungsional. Pemikiranyang paling berpengaruh atau menjadi dasar dari teori konflik ini adalahpemikiran Karl Marx. Padatahun 1950-an dan 1960-an, teori konflik mulai merebak.
Teorikonflik merupakan antitesis dari teori struktural fungsional, dimanateori struktural fungsional sangat mengedepankan keteraturan dalam masyarakat. Teori konflik melihatpertikaian dan konflik dalam sistem sosial. Teori konflik melihat bahwa di dalammasyarakat tidak akan selamanya berada pada keteraturan. Buktinya dalammasyarakat manapun pasti pernah mengalami konflik-konflik atauketegangan-ketegangan. Kemudian teori konflik juga melihat adanya dominasikoersi, dan kekuasaan dalam masyarakat. Teori konflikjuga membicarakan mengenai otoritas yang berbeda-beda.
Teorikonflik juga mengatakan bahwa konflik itu perlu agar terciptanya perubahan sosial. Ketikastruktural fungsional mengatakan bahwa perubahan sosial dalam masyarakat ituselalu terjadi pada titik ekulibrium, teori konflik melihat perubahan sosialdisebabkan karena adanya konflik-konflik kepentingan. Namun pada suatu titiktertentu, masyarakat mampu mencapai sebuah kesepakatan bersama. Di dalamkonflik, selalu ada negosiasi-negosiasi yang dilakukan sehingga terciptalahsuatu konsensus.

TEORI INTERAKSIONALISME SIMBOLIK
George Herbert Mead (1863–1931), Charles Horton Cooley (1846–1929), Merekamenemukan bahwa individu-individu tersebut berinteraksi dengan menggunakansimbol-simbol, yang di dalamnya berisi tanda-tanda, isyarat dan kata-kata.
Francis Abraham dalam Modern Sociological Theory (1982) mengatakan bahwainteraksionisme simbolik pada hakikatnya merupakan sebuah perspektif yangbersifat sosial-psikologis yang terutama relevan untuk penyelidikan sosiologis.Teori ini akan berurusan dengan struktur-struktur sosial, bentuk-bentukkongkret dari perilaku individual atau sifat-sifat batin yang bersifat dugaan,interaksionisme simbolik memfokuskan diri pada hakekat interaksi, padapola-pola dinamis dari tindakan sosial dan hubungan sosial.
MANUSIA adalah masyarakat dalam bentuk miniatur. Ketika diaberkomunikasi dengan dirinya sendiri, dia bisa menjadi subyek dan sekaligusobyek. Dalam komunikasi itu pula, manusia berpikir, menunjuk segala sesuatu,menginterpretasikan situasi, dan berkomunikasi dengan dirinya sendiri dengancara-cara berbeda.Berpikir berarti berbicara kepada diri sendiri, sama seperticara kita berbicara dengan orang lain. Percakapan dengan diri sendiri sebagianbesar dilakukan dengan diam. Tanpa diri sendiri, manusia tidak akan mampuberkomunikasi dengan orang lain, sebab hanya dengan itu, maka komunikasiefektif dengan orang lain bisa terjadi. Dari situ akan terdapat banyak ‘arti’.Individu yang menyampaikan ‘arti’ pada dirinya sendiri, pada saat itu juga iamemberikan ‘arti’ pada orang lain.
Dan inilah yang dibincangkan dalam dalam teori interaksionisme simbolis.

TEORI PERTUKARAN
teori pertukaran (exchange theory) yang dikembangkanberdasarkan pemikiran psychological behaviorism. Dalam suasana kemunduran teoriinteraksionisme simbolik fenomena-fenomena baru muncul dalam interaksi sosial dimasyarakat maka George C. Homans menyempurnakan dengan prinsip-prinsip pertukaran sosial. menyatakantentang pentingnya pendekatan psikologi dalam menjelaskan gejala-gejala sosial.Menurut pendapatnya dengan psikologi dapat dijelaskan mengenai faktor yangmenghubungkan sebab dan akibat.
George C. Homans menyatakan bahwa psikologi perilaku menjelaskan pertukaransosial. penjelasan pertukaran sosial, yaitu (1) proposisi sukses, artinyasemakin perilaku itu memperoleh ganjaran, semakin orang melaksanakan perilakutersebut; (2) proposisi stimulus, artinya apabila stimulus menyebabkan adanyaganjaran maka pada kesempatan yang lain orang akan melakukan tindakan apabilaada stimulus yang serupa; (3) proposisi nilai, artinya semakin tinggi nilaisuatu tindakan maka semakin senang orang melaksanakan; (4) proposisi deprivasisatiasi, artinya semakin orang memperoleh ganjaran tertentu maka semakinberkurang nilai itu bagai orang yang bersangkutan; (5) proposisi restu-agresi,artinya ganjaran yang tidak seperti yang diharapkan maka akan menyebabkan marahdan kecewa serta dapat menyebabkan perilaku yang agresif.
Dalam teori pertukaran sosial menekankan adanya suatu konsekuensi dalampertukaran baik yang berupa ganjaran materiil, misal yang berupa barang maupunspiritual yang berupa pujian. Harapan-harapan yang akan diperoleh dalampertukaran sosial menurut Peter M. Blau, yaitu (a) ganjaran atau penghargaan;(b) lahirnya diferensiasi kekuasaan; (c) kekuasaan dalam kelompok; dan (d) kebsahankekuasaan dalam kelompok.
Untuk jelasnya dapat dikemukakan bahwa interaksi sosial dapat digolongkandalam dua kategori, yaitu didasarkan pada ganjaran atau penghargaan yangbersifat intrinsik dan ekstrinsik. Peter M. Blau berpendapat bahwa (1)individu-individu dalam kelompok-kelompok yang sederhana (mikro) satu sama laindalam pertukaran sosial mempunyai keinginan untuk memperoleh ganjaran ataupunpenghargaan; dan (2) tidak semua transaksi sosial bersifat simetris yangdidasarkan pada pertukaran sosial yang seimbang.

Sumber : Dikutip dari wikipedia



Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...