TANGGAPAN TERHADAP TEORI PILIHAN RASIONAL
Banyak
pujian diberikan pada pendekatan pilihan rasional. Ada yang mengatakan
pendekatan ini elegan, sangat sederhana tetapi besar manfaanya Pendekatan
pilihan rasional bisa diaplikasian dalam berbagai analisis dan perspektif,
antara lain bisa digunakan untuk menunjukan bagaimana perilaku
diinterpretasikan sesuai ideologi atau budaya, dan bisa pula digunakan untuk
membantu pengambil keputusan untuk memilih keputusan yang lebih baik[1].
Namun
keberhasilan teori model pilihan rasional ini masih diragukan jika diterapkan
di luar batas demokrasi liberal anglo
saxon, terutama teletak pada asumsi yang digunakan, yaitu bahwa semua aktor
(individu atau institusi, termasuk agen-agen dan institusi – institusi politik)
selalu bertindak rasional. Dalam kenyataannya, tidak semua orang termasuk para
agen politik bertindak rasional. Sebagian bahkan melakukan kesalahan
berulang-ulang.
Atas
kelemahan tersebut, banyak pakar-pakar sosial yang mengecam pendekatan pilihan
rasional yang menjadikan manusia sebagai objek atau mesin yang disetir oleh
kekuatan-kekuatan mekanis dan mengabaikan aspek kemanusiaan. Dalam pendekatan
pilihan rasional, hampir tidak ada ruan untuk maksud-maksud humanis, kecuali
sebagai respon otomatis terhadap kekuatan-keuatan material.
KESIMPULAN
Teori pilihan rasional adalah sebuah konsep yang
menjelaskan bagaimana memilih tindakan yang dapat memaksimalkan kegunaan atau
yang dapat memuaskan keinginan dan kebutuhan mereka atau dengan kata lain
memaksimalkan keuntungan dan meminimalisir biaya. Meskipun teori ini berakar
pada ilmu ekonomi, namun dalam perkembangannya teori ini dapat digunakan untuk
mejelaskan fenomena yang terjadi pada berbagai macam disiplin ilmu termasuk di
dalamnya bagaimana menjelaskan sebuah pilihan tindakan yang dilakukan oleh
birokrasi dalm perumusan kebijakan publik.
Birokrasi yang baik adalah birokrasi yang mampu
menghadirkan kemanfaatan bagi publik melalui kebijakan-kebijakan publik yang
unggul. Sehingga rasionalitas pola pikir manajer tertinggi dalam sebuah
birokrasi akan sangat menentukan ragam kebijakan yang dihasilkannya. Dan yang
terpenting adalah bahwa setiap pilihan rasional yang diambil bukan hanya
semata-mata dihadapkan pada pemenuhan kepentingan pribadi semata tetapi juga
harus mampu mencakup semua aspek-aspek strategis yang menentukan kemajuan atau
kemunduran dari sebuah sistem publik. Dengan demikian pilihan rasional dari
sebuah pemilihan tindakan birokrasi akan sangat ditentukan oleh rasionalitas
seperti apa yang dimiliki oleh pimpinan birokrasi tersebut.