"Pro dan kontra terhadap aktivitas perusahaan multinasional dinegara berkembang"
Perbedaan pandangan dikalangan pakar ekonomi politik internasional mengenai kehadiran Perusahaan Multinasional terutama dinegara-negara sedang berkembang. Karena konteks dan latar belakang sosial, politik, ideologi merupakan sebuah kesulitan bagi para pengamat untuk mengidentifikasi argumen-argumennya. Rehys Jenkins (1987) mencoba mengklasifikasikan berbagai perspektif mengenai PMN kedalam beberapa kategori mengenai: 1. Perspektif neoklasik. 2. Perspektif global reach (jangkauan global) 3. Perspektif neo-imperalisme. Dan 4. Perspektif neo-fundamentalisme. Perspektif neoklasik yang diwakili oleh tokoh-tokoh liberal mendukung ekspansi PMN dinegara berkembang. Perspektif global reach menekankan perlunya upaya untuk mengontrol ekspensi PMN karena dapat merugikan perekonomian negara berkembang. Sedangkan perspektif neo-imperalisme yang diwakili oleh tokoh-tokoh marxis menghendaki pemutusan hubungan antara negara-negara berkembang dengan PMN. Dan perspektif neo-fundamentalisme diwakili para tokoh neo-marxis sumbangan positif yang diberikan PMN terhadap perekonomian negara tuan rumah walaupun mengajukan agar negara berhati-hati terhadap ekspansi PMN. Jadi dengan demikian, sikap pro terhadap PMN dari pandangan non-marxis adalah perspektif neo-klasik sedangkan dari pandangan marxis adalah perspektif neofundamentalisme. Dan sikap kontra terhadap PMN dari pandangan non-marxis adalah perspektif global reach. Sedangkan dari pamdangan marxis adalah perspektif neo-imperalisme.
Perspektif neo-klasik
Para pemikir neo-klasik atau neo-riberal mendukung dengan bersikap pro terhadap PMN karena mereka berpendapat bahwa PMN muncul sebagai suatu reaksi terhadap dirstorsi mekanisme pasar. Yang dikenal dengan istilah lain seperti market imperfection (ketidaksempurnaan pasar) atau market failure (kegagalan pasar). Sebuah pasar yang mengalami distorsi dalam hal ini para konsumen tidak berhasil mendapatkan barang dan jasa dengan tingkat harga, kualitas, dan ketetapan waktu penyediaan seperti yang diinginkan. Ketidaksempurnaan pasar disebabkan oleh faktor-faktor: sistem distribusi yang tidak lancar, informasi tentang produk yang tidak lengkap, adanya monopoli/oligopoli oleh produsen tertentu, campur tangan pemerintah yang terlalu besar, pungutan pajak yang terlalu tinggi, dll. Perspektif neo-klasik menganggap bahwa kehadiran PMN dinegara berkembang sangat positif untuk membuat mekanisme pasar berfungsi secara lebih efisien. Adanya PMN untuk memotivasi dan memaksimalkan fungsi pasar akan sangat menguntungkan bagi negara berkembang.
Perspektif Global Reach (Jangkauan Global)
Pendekatan ini memandang bahwa adanya PMN dalam negara berkembang dalam komteks perekonomian akan tidak seimbang dimana produksi dan distribusi barang dan jasa didominasi oleh satu atau beberapa pelaku. Konglomerasi merupakan strategi utama perspektif ini, karena menurutnya PMN memiliki kecenderungan besar melakukan monopoli dan oligopoli didalam dan luar negri. Sehingga membuat mereka lebih tepat dianggap penyebab daripada penyelamat perekonomian negara dari jeratan distorsi pasar. Bagi pengamat perspektif ini, PMN.... pertama, kedua, ketiga,
Perspektif Neo-Imperalisme
Bagi perspektif asing PMN merupakan mekanisme yang memblokade perkembangan ekonomi negara berkembang dan juga menghambat bagi proses perkembangan proses bagi perkembangan menuju ke sebuah masyarakat sosialis. Sikap antimodal asing telah mendorong umtuk merekomendasikan agar masyarakat negara berkembang untuk melakukan revolusi sosial untik menentang beroprasinya perusahaan-perusahaan asing di negara berkembang. Menurutnya dengan cara itulah negara-negara yang mengalami keterbelakangan dan blokade pembangunan dapat berubah. Menurut perspektif ini negara berkembang harus menjauhi diri dari sistem kapitalis