Laman

 photo tabfashion.png photo tabtumblr.png photo tabtutorial.png
 photo tabtutorial.png

BUDAYA DAN ETIKA DALAM ORGANISASI


I.              Pendahuluan
1.1       Latar Belakang
Budaya adalah sebuah istilah yang digunakan untuk menjelaskan pengalaman bersama yang dialami oleh orang-orang dalam organisasi tertentu dari lingkungan sosial mereka. Budaya merupakan sistem nilai organisasi dan akan mempengaruhi cara pekerjaan dilakukan oleh dengan pegawai berperilaku. (Chursway dan Ledge : 1993). Contohnya orang bisa saja sangat mampu tanpa bergantung pada orang lain, tetapi perilakunya tidak sesuai dengan budaya organisasi, misalnya cara berpakaian, maka ia tidak akan berhasil dalam organisasi.
Organisasi tidak hanya sebagai alat untuk mengkordinasikan dan mengendalikan sekelompok orang. Organisasi layaknya manusia yang memiliki kepribadian yang bisa saja flexibel, tidak ramah, inovatif, dan bahkan konservatif. Budaya organisasi dianggap sebagai variable independent yang mempengaruhi anggota di dalam organisasi.
Dalam kehidupan organisasi terdapat berbagai permasalahan yang pemecahannya mengandung implikasi moral dan etika, ada cara pemecahan yang secara moral dan etika  diterima tetapi ada juga yang tidak dapat dipertanggungjawabkan.
1.2          Rumusan Masalah
a.    Apa saja pengertian dan manfaat budaya organisasi?
b.    Bagaimana tingkatan dan karakteristik budaya organisasi?
c.    Apa saja contoh budaya organisasi?
d.    Bagaimana budaya yang adaptif?
e.    Apa pengertian dan pentingnya etika dan moral?

1.3          Ruang Lingkup Masalah
Dalam makalah ini hanya akan membahas budaya dan etika dalam organisasi.

1.4          Tujuan Penulisan
Penulisan ini bertujuan untuk memberikan informasi dan pemahaman lebih lanjut tentang budaya dan etika dalam organisasi.

1.5          Manfaat Penulisan
a.    Untuk bahan dasar dalam pembelajaran mata kuliah Azas-Azas Manajemen khususnya dalam bidang budaya dan etika dalam organisasi.
b.    Untuk memberikan informasi terhadap masyarakat luas yang ingin mengetahui tentang budaya dan etika dalam organisasi.

1.6          Metode Penulisan
Metode penulisan yang dipakai oleh penulis adalah metode kualitatif dimana data-data yang digunakan adalah data sekunder yang bersumber dari buku, internet, dan jurnal yang berhubungan dengan budaya dan etika dalam organisasi.

II.            Budaya dan Etika dalam Organisasi

2.1          Pengertian dan Manfaat Budaya
Budaya organisasi (Organizational Culture) dapat diartikan sebagai suatu persepsi umum yang diterima oleh seluruh karyawan dalam memandang sesuatu. Organisasi dapat dipandang sebagai karakteristik yang memberikan nilai pada organisasi. Melalui budaya organisasi, organisasi memiliki identitas yang membedakannya dengan organisasi lain. Selain memberikan identitas pada organisasi, Budaya Organisasi pun menumbuhkan komitmen bagi para karyawan untuk mencapai tujuan organisasi.. Agar lebih memahami budaya organisasi, berikut pendapat para ahli tentang definisi budaya organisasi :
1.    Menurut Wilkins (1998)
Budaya organisasi dianggap sebagai sesuatu yang dianggap biasa dan dapat dibagi bersama yang diberikan orang terhadap lingkungan sosialnya. Contohnya : Slogan, Agenda, Arsitek, Simbolis.
2.    Schein (1992)
Budaya adalah sebagai asumsi-asumsi dan keyakinan-keyakinan dasar yang dilakukan bersama oleh para anggota dari sebuah kelompok atau organisasi.
3.    Robins (1990)
Budaya sebagai nilai-nilai dominan yang didukung oleh organisasi. Pengertian ini merujuk pada sebuah sistem pengertian yang diterima secara bersama. Robins percaya bahwa ada hal mitos yang berkembang dalam organisasi sejak lama.
4.    Schiffman dan Kanuk (2000 : 322)
Budaya adalah sejumlah nilai, kepercayaan, dan kebiasaan yang digunakan untuk menunjuk perilaku konsumen langsung dari kelompok masyarakat tertentu. Dalam hal ini budaya menunjukkan adanya sekelompok masyarakat yang memiliki karakteristik yang membatasi mereka untuk bertindak.
Kesimpulan yang dapat ditarik penulis adalah bahwa budaya organisasi merupakan wujud anggapan yang dimiliki, diterima secara implisit oleh kelompok dan menentukan bagaimana kelompok tersebut rasakan, pikirkan, dan bereaksi terhadap lingkungannya yang  beranekaragam.
Selain itu, budaya organisasi juga mempunyai karakteristik yang dibagi menjadi 3 tipe yaitu :
1.    Budaya Organisasi diberikan kepada karyawan dengan proses sosialisasi.
2.    Budaya organisasi mempengaruhi kita ditempat kerja.
3.    Budaya Organisasi berlaku pada dua tingkat yang berbeda.
Budaya Organisasi tidak saja secara kebetulan terbentuk, beberapa contoh diantaranya:
1.    SopirTaxy – Selalu melaporkan adanya barang semahal apa pun yang tercecer.
2.    WalMart – Perlakuan karyawan dari atasan seperti Mitra, mendorong dan  melakukan inovasi bersama.
3.    Nasional–Panasonic : Terkenal dengan prinsip Senioritas untuk peningkatan karir.
4.    Birokrasi : Staff yang malas, tidak cekatan, kurang ramah, korupsi, membuat SIM harus bayar. Itu adalah contoh- contoh budaya organisasi. Sekali semua telah menjadi budaya, akansulit sekali mengubahnya.
Manfaat Budaya Organisasi :
1.    Budaya memiliki peran dalam menetapkan tapal batas yang artinya bahwa budaya organisasi menciptakan perbedaan yang jelas antara satu organisasi dengan organisasi lainnya.
2.    Budaya membawa suatu rasa identitas bagi anggota-anggota organisasi.
3.    Budaya mempermudah timbulnya komitmen pada sesuatu yang lebih luas daripada kepentingan individual seseorang.
4.    Budaya itu meningkatkan kemantapan sistem sosial
5.    Budaya berfungsi sebagai mekanisme pembuat makna dan kendali yang memandu dan membentuk sikap serta perilaku para anggotanya.

2.2          Tingkatan dan Karakteristik Budaya.

Elemen Dasar Konsep Budaya:
1)    Budaya itu diciptakan (Culture is Invented)
·         Ideological system (ide ,kepercayaan, nilai dan pertimbangan berdasarkan keinginan
·         Technological System (Keterampilan, keahlian, dan seni yang mampu menghasilkan barang-barang
·         Organizasional System (sistem keluarga dan kelas sosial mungkin membentuk perilaku secara efektif)
2)    Budaya itu dipelajari (Culture is Learned).
Dengan melihat dan mengamati
3)    Budaya secara Sosial diturunkan (Culture is Sosialy shared)
4)    Budaya bersifat Adaptif (Culture is Adaptive) yang tidak memberikan manfaat akan ditinggalkan
5)    Budaya memberikan petunjuk (Culture is Prescriptive) apa yang dilakukan oleh masyarakat akan memberikan masukan kepada organisasi pemasar menentukan bahwa itulah keinginan mereka.
Peran Pemimpin dalam menanamkan dan memperkuat aspek-aspek budaya dengan lima mekanisme sebagai berikut:
1.    Perhatian
2.    Reaksi terhadap krisis
3.    Permodelan Peran
4.    Alokasi Imbalan-imbalan
5.    Kriteria menseleksi dan memberhentikan
2.3       Budaya dan Sub-Budaya
Tabel contoh kategori sub-kultur utama
Category
Example
Nationality
Frech, Purto Rico, Korean, INA
Religion
Chatolic, Hindhu, Buddha, Islam
Geographic Region
Midwestern, Eastern
Race
African-America, Caucasian, Asian Amerikan
Gender
Female, Male.
Occupation
Engineer, Cook, Plumber
Social Class
Lower, Middle, Upper

Macam-macam Sub Budaya
1.    Sub Budaya Pekerjaan (menganggap semua pekerjaan penting)
2.    Sub Budaya Rasial (menempatkan Ras yang sama dengan memecahnya)
3.    Sub Budaya Umur dan Generasional (beda usia beda semangat)
4.    Sub Budaya Gender (Wanita dan Pria selalu berlomba).
2.4       Budaya yang Adaptif
3 Perspektif yang menjelaskan tipe budaya yang meningkatkan prestasi ekonomis organisasi. (Kreitner dan kinicki–2000)
a.    Perspektif kekuatan Budaya yang kuat menciptakan kesamaan tujuan, motivasi karyawan, dan struktur dan pengendaliannya yang dibutuhkan untuk meningkatkan prestasi organisasi.
b.    Perspektif Kesesuaian Budaya harus sesuai dengan kontek strategis atau bisnisnya.
c.    Perspektif Adaptasi Budaya yang bersifat adaptif meningkatkan prestasi financial organisasi.

2.5       Konsep Umum Etika Organisasi
            Pentingnya peranan etika dalam organisasi tidak mungkin lagi dapat dibesar-besarkan. Organisasi tidak mungkin berfungsi secara bertanggung jawab tanpa memiliki etika ketika menjalankan urusan kesehariannya. Setiap organisasi, baik publik maupun swasta, seyogianya memiliki dan menerapkan suatu tatanan perilaku yang dihormati setiap anggotanya dalam mengelola kegiatan organisasi. Tatanan ini dimaksudkan sebagai pedoman dan acuan utama bagi anggota organisasi dalam pengambilan keputusan sehari-hari. Tatanan ini digunakan untuk memperjelas misi, nilai-nilai dan prinsip-prinsip organisasi, serta mengaitkannya dengan standar perilaku profesional.
2. 6      Hakikat Etika dan Moralitas
Etika
Istilah etika berasal dari bahasa Yunani yaitu “ethos” yang berarti watak atau kebiasaan. Dalam bahasa sehari-hari kita sering menyebutnya dengan etiket yang berarti cara bergaul atau berperilaku yang baik yang sering juga disebut sebagai sopan santun. Istilah etika banyak dikembangkan dalam organisasi sebagai norma-norma yang mengatur dan mengukur perilaku profesional seseorang. Kita mengenal saat ini banyak dikembangkan etika yang berkaitan dengan profesi yang disebut sebagai etika profesi seperti etika kedokteran, etika hukum, etika jurnalistik, etika guru, dan sebagainya
Etika berkaitan dengan baik dan buruk, benar dan salah, betul dan tidak, bohong dan jujur. Dalam berinteraksi dengan lingkungannya orang-orang dapat menunjukkan perilaku yang dinilai baik atau buruk, benar atau salah ketika melakukan suatu tindakan. Hal tersebut sangat bergantung kepada nilai-nilai yang berlaku dalam lingkungan di mana orang-orang berfungsi. Tidak jarang terdapat penilaian yang berbeda terhadap suatu perilaku dalam lingkungan yang berbeda.
Etika menggambarkan suatu kode perilaku yang berkaitan dengan nilai tentang mana yang benar dan mana yang salah yang berlaku secara obyektif dalam masyarakat. Dengan demikian, etika dapat diartikan sebagai perilaku individu dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Secara lengkap etika diartikan sebagai nilai-nilai normatif atau pola perilaku seseorang atau badan/lembaga/organisasi sebagai suatu kelaziman yang dapat diterima umum dalam interaksi dengan lingkungannya.

Moral
Moral adalah istilah yang berasal dari bahasa Latin yaitu mos yang berarti cara hidup atau kebiasaan. Moral dalam bahasa Inggris dapat diartikan sebagai dorongan dalam diri seseorang untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu yang berkaitan dengan etika. Moralitas dilandasi oleh nilai-nilai tertentu yang diyakini oleh seseorang atau organisasi tertentu sebagai sesuatu yang baik atau buruk, sehingga bisa membedakan mana yang patut dilakukan dan mana yang tidak sepatutnya dilakukan.
Di sisi lain, konsepsi moralitas dimaksudkan untuk menentukan sampai seberapa jauh seseorang memiliki dorongan untuk melakukan tindakan sesuai dengan prinsip-prinsip etika moral. Pada dasarnya dalam diri setiap orang ada dorongan untuk mencari kebenaran. Perbedaannya adalah pada pada kadar kuat tidaknya dorongan tersebut.
Dari uraian di atas dapat dibedakan antara etika dan moralitas sebagai suatu sistem nilai dalam diri seseorang atau organisasi. Moralitas merujuk kepada nilai-nilai yang diyakini dan menjadi semangat dalam diri seseorang atau suatu organisasi untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Sedangkan etika merupakan nilai-nilai perilaku yang ditunjukkan oleh seseorang atau organisasi ketika berinteraksi dengan lingkungannya.
2.7       Nilai-nilai, Moral, dan Budaya Organisasi
Perilaku seseorang sebagaimana diketahui merupakan cerminan dari nilai-nilai yang dianut oleh orang tersebut. Nilai-nilai yang diyakini oleh individu tersebutlah yang mendasarinya untuk melakukan atau tidak melakukan suatu tindakan/perilaku. Nilai-nilai itu pula yang menyebabkan seseorang terdorong atau memiliki semangat untuk melakukan hal yang baik atau buruk, salah atau benar. Seseorang akan melakukan suatu tindakan apabila dia yakin bahwa tindakannya benar dan tidak akan melakukan suatu tindakan apabila diyakininya bahwa tindakan itu salah, baik menurut nilai-nilai yang dianutnya atau nilainilai yang berlaku dalam lingkungannya. Nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari diacu juga sebagai moral atau moralitas.
Dalam organisasi, peran individu sangat penting, karena organisasi terbentuk dengan adanya sekelompok orang yang saling berinteraksi dalam mewujudkan tujuan tertentu. Organisasi adalah sistem hubungan yang terstruktur yang mengoordinasikan suatu usaha individu atau kelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu. Organisasi juga dapat dipandang sebagai koordinasi rasional kegiatan sejumlah orang untuk mencapai beberapa tujuan umum melalui pembagian pekerjaan dan fungsi berdasarkan hierarki otoritas dan tanggung jawab. Dengan demikian, organisasi dapat dipandang sebagai entitas sosial yang terkoordinasi dengan batas-batas yang relatif dapat diidentifikasi dan relatif berfungsi secara kontinyu untuk mencapai tujuan bersama.
Dari beberapa pengertian tentang organisasi dapat diketahui bahwa dalam organisasi terdapat interaksi atau hubungan antarindividu dan/atau antarkelompok untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan bersama. Interaksi antarorang atau antarkelompok yang memiliki nilai serta latar belakang yang berbeda-beda akan saling memengaruhi satu sama lain sehingga membentuk suatu nilai baru yang akan melandasi perilaku individu untuk bersama-sama mencapai tujuan organisasi. Dengan demikian, etika organisasi dapat pula diartikan sebagai pola sikap dan perilaku yang diharapkan dari setiap individu dan kelompok dalam organisasi, yang pada akhirnya akan membentuk budaya organisasi yang sejalan dengan visi, misi, dan tujuan organisasi.
2.8       Pentingnya Etika dalam Organisasi
Etika adalah suatu sikap dan perilaku yang menunjukkan kesediaan dan kesanggupan seseorang secara sadar untuk mentatati ketentuan dan norma kehidupan yang berlaku dalam suatu kelompok masyarakat atau suatu organisasi, Etika organisasi menekankan perlunya seperangkat nilai yang dilaksanakan ssetiap orang anggota. nilai tersebut berkaitan dengan pengaturan bagaimana seharusnya bersikap dan berperilaku dengan baik seperti sikap hormat, kejujuran, keadilan dan bertanggung jawab. seperangkat nilai tersebut biasanya dijadikan sebagai acuan dan dianggap sebagai prinsip-prinsip etis atau moral.
Dalam kehidupan organisasi terdapat berbagai permasalahan yang pemecahannya mengandung implikasi moral dan etika, ada cara pemecahan yang secara moral dan etika  diterima tetapi ada juga yang tidak dapat dipertanggungjawabkan.
Dalam praktek kehidupan organisasi tidak ada tolok ukur yang mutlak tentang yang benar dan yang salah, ini tidak terlepas dari berbagai faktor seperti agama, budaya dan sosial.
Beberapa alasan mengapa norma moral dan etika itu diperlukan dalam organisasi :
  • Karena etika berkaitan dengan perilaku manusia.
  • Agar bisa mengikuti kehidupan sosial yang tertib manusia memerlukan kesepakatan, pemahaman, prinsip dan ketentuan lain yang menyangkut pola perilaku
  • Karena dinamika manusia dengan segala konsekuensinya baik bersifat norma moral maupun etika perlu dianalisa dan dikaji ulang.
  • Karena Etika menunjukkan kepada manusia nilai hakiki dari kehidupan sesuai dengan keyakinan agama, pandangan hidup dan sosial.
Dalam lingkungan organisasi pemerintahan seorang aparatur dituntut untuk bekerja sebagai abdi negara dan abdi masyarakat. secara etis seseorang aparatur merasa terpanggil untuk melayani kepentingan publik secara adil tanpa membedakan kelompok, golongan, suku, agama serta status sosial.
Seharusnya seorang aparatur harus dapat menjadikan dirinya sebagai panutan tentang kebaikan dan moralitas pemerintahan terutama yang berkenaan dengan pelayanan kepada publik. Dia senantiasa menjaga kewibawaan dan citra pemerintahan melalui kinerja dan perilaku sehari-hari dengan menghindarkan diri dari perbuatan yang tercela yang dapat merugikan masyarakat dan negara. Jadi Etika pada dasarnya merupakan upaya menjadikan moralitas sebagai landasan bertindak dan berperilaku dalam kehidupan bersama termasuk di lingkungan profesi administrasi (Ryass Rasyid, 1996,43-44).
Profesi dimaksudkan sebagai pekerjaan untuk mecari nafkah hidup dengan mengandalkan keahlian dan keterampilan sesuai dengan tuntutan dan persyaratan organisasi pemerintahan, dengan melibatkan komitmen pribadi (moral) yang mendalam atas pekerjaannya itu, ia melibatkan seluruh kepribadiannya sehingga mendorong untuk menjalankan tugasnya dnegan tekun, giat, serius untuk melayani kepentingan publik. ia tidak mengerjakan pekerjaannnya sekedar sebagai hoby, sebagai sambilan apalagi asal-asalan. Komitmen pribadi inilah yang melahirkan tanggungjawab yang besar atas tugas yang diembannya.



DAFTAR REFERENSI
Buku
Modul Diklat PIM IV (LAN-2008)
Internet
http://kepegawaianur.blogspot.com/2012/07/arti-pentingnya-etika-dalam-organisasi.html


* Disusun dan digunakan sebagai mata kuliah AZAS-AZAS MANAJEMEN
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...