Reformasi berasal dari kata ‘re’ artinya kembali dan ‘form’ artinya
bentuk. Reformasi diartikan sebagai sebuah gerakan yang bertujuan untuk kembali
ke bentuk ajaran agama seperti yang dicontohkan oleh Nabi Isa As. Reformasi
gereja adalah sebuah upaya perbaikan tatanan kehidupan yang dinominasi oleh
otokrasi pada ajaran yang menyimpang. Dan kembali pada ajaran gereja yang lurus,
gerakan reformasi berupa sikap kritis terhadap penyimpangan-penyimpangan yang
dilakukan oleh pihak Gereja Katolik pada, terutama adanya penjualan surat
pengampunan dosa. Inti dari gerakan ini adalah sikap protes terhadap Gereja
Katolik ketika adanya penjualan surat pengampunan dosa (disebut surat aflat).[1]
Reformasi adalah gerakan pembaharuan keagamaan kristen. Dan merupakan sikap
protes terhadap Gereja Katolik yang dinilai otoriter, kaku, dan tak bersahabat
terhadap perubahan zaman.
LATAR BELAKANG REFORMASI GEREJA
Reformasi gereja tercetus pertama kali pada abad ke-16 yang terjadi
di Eropa Barat. Reformasi Gereja
1483-1546 terjadi karena banyaknya penyimpangan-penyimpangan yang terjadi pada
agama khususnya umat kristiani. Antara lain yaitu adanya penjualan surat
pengampunan dosa yang disebut surat aflat. Surat pengampunan
itu dijual kepada mereka yang tidak dapat ikut dalam perang salib[2]
antara abad 11-13, Kebiasaan penjualan Surat
pengampunan dosa kemudian dilakukan untuk mengumpulkan dana bagi pembangunan
geraja. Dan dilakukan penyogokkan oleh pemuka agama kepada petinggi gereja agar
mereka memperoleh kedudukan sosial keagamaan yang tinggi. Serta adanya
penyimpangan terhadap acara sakramen suci atau ritus pemujaan terhadap
benda-benda keramat atau tokoh-tokoh suci[3]
yang nantinya akan menimbulkan takhayul dan mitologisasi yang tidak masuk akal,
seperti para pastor yang semata-mata merupakan manusia yang memiliki sifat yang
sama dengan yang lainnya menganggap dirinya keramat.
Reformasi ini terjadi akibat banyaknya ketidakpuasan terhadap
Gereja Katolik Roma pada saat itu. Ketidakpuasan ini terjadi di Bohemia,
Inggris dan di tempat-tempat yang lain. Para pemimpin gereja pada masa itu
hidup secara munafik dan bertentangan dengan Kitab Suci. Rakyat menyaksikan
kerusakan moral gereja yang bahkan melebihi kerusakan moral dalam kalangan
orang biasa. Tetapi rakyat tidak berhak mengkritik karena adanya anggapan bahwa
para pemimpin adalah wakil Tuhan dan rakyat harus mentaati mereka. Keadaan ini
membuat orang-orang mulai meninggalkan gereja, namun mereka tetap terikat oleh
gereja sebab adanya pandangan yang mengatakan bahwa keselamatan hanya terdapat
di dalam gereja dan di luar gereja pasti binasa.
Pada abad ke-16 M, Eropa mengalami zaman
renaissance (kelahiran kembali) yang diawali dengan refomasi gereja, ketika itu
peran gereja sangat kuat bagi kehidupan, sehingga dengan adanya reformasi gereja,
Barat mulai bangkit dari zaman kegelapan.
Reformasi gereja diilhami dari terjadinya
renaisan pada abad pertengahan, menghasilkan pemikiran Barat kearah modern dan
mempunyai rujukan jelas menuju liberalisme dan kebebasan. Renaisans adalah masa
kelahiran atau kebangkitan kembali manusia Barat setelah tertidur lama pada masa
yang disebut “abad kegelapan” (dark ages). Kata ini
berasal dari bahasa Itali, rinascimento, yang berarti “terlahir kembali.”[4]
Periode kegelapan (dark ages) adalah masa
yang terbentang selama “abad pertengahan” (medieval), yakni masa-masa di mana
masyarakat Eropa didominiasi oleh pemerintahan dan kekuasaan agama. Para
sejarawan biasanya merujuk antara abad ke-4 hingga abad ke-15 sebagai masa-masa
peradaban skolastik atau peradaban yang dikuasai oleh para penguasa Gereja.
Masa-masa ini adalah periode yang ingin dikubur oleh tokoh renaisans.[5]
Reformasi Gereja berkembang dan memunculkan
tokoh-tokoh reformer yaitu Martin Luther (1483-1546), Johannes calvin
(1509-1564), dan Bodin (1530-1596). Pada tahun 1517 Martin Luther mengemukakan
pokok-pokok pikiran sebagai kritikan terhadap Gereja meliputi 95 dalil. Faktor lain dari munculnya Reformasi Gereja adalah
keinginan untuk membebaskan diri dari kepemimpinan Paus terhadap kehidupan
beragama di negara-negara Eropa.
[1] http://www.scribd.com/doc/47163360/Reformasi-gereja
[2] Perang
salib adalah perang yang dilakukan oleh tentara/pasukan Eropa yang beragama
Kristen dengan menggunakan tanda salib di bajunya untuk membebaskan kota Yerusalem
dari kekusaan Turki Islam.
[3]
Pemikiran Politik Barat. Ahmad Suhelmi. Hal 145.
[4] http://djokoyuniarto.multiply.com/journal/item/13?&show_interstitial=1&u=%2Fjournal%2Fitem
[5]
Lutfi Asyaaukanie, Renaisans Dan Reformasi Agama, Jawa Pos 20
Desember 2004
*Baca setelahnya, klik dibawah ini:
MUNCULNYA TOKOH REFORMER GEREJA
TOKOH-TOKOH REFORMASI GEREJA