Pada tanggal 31 Oktober 1517, seorang yang bernama
Martin Luther dengan penuh keberanian memasang pernyataan mengenai iman kepercayaan Kristen
di satu gerbang gereja di Wittenberg, Jerman. Reformasi Gereja juga berkembang ke negara-negera lain di Eropa
tokoh-tokohnya Jean Calvin dari Prancis (1509-1564) yang ajarannya disebut
Calvinisme banyak pengikutnya di Belanda, Inggris dan Scotlandia. Tokoh Ulrich
Zwingli (1484-1531) dari Swiss serta munculnya Gereja Anglica di Inggris
dipelopori oleh raja Henry VIII Tudor (1509-1547).[1]
Martin Luther, adalah tokoh dari
gerakan yang pro terhadap reformasi gereja. Ia menganggap penjualan surat
pengampunan dosa sebagai sesuatu yang tidak wajar dan semestinya. Selain itu ia
pun menentang ajaran tradisioanal bahwa Paus adalah penghubung antara Tuhan dan
Umat Kristen, karena ia berpendapat bahwa setiap manusia bisa berhubungan
dengan Tuhan tanpa harus melalui perantara Sri Paus.
Tokoh kedua yang mendukung
reformasi gereja ialah John Calvin, dalam ajarannya ia sangat menentang
perzinahan, judi, mabuk, dan lagu-lagu porno. Baginya semua perbuatan itu adalah kejahatan dan harus
dihukum berat bagi pelakunya. Pokok ajarannya yang menonjol adalah etos kerja
dan semangat kerja.
Sementara gerakan yang kedua yaitu gerakan yang kontra
reformasi yang diplopori oleh Paus Pius.V, Paus Gregorius XIII, Siktus V, Raja
Filipus, dan lain-lain terutama dari kelompok yang setia kepada ajaran Katolik.
Dampaknya bagi kehidupan Barat yang semula gereja mempunyai hak penuh, kini
lambat-laun berkurang atau malah habis.
Reformasi pertama-tama terjadi di Jerman dengan Martin Luther
sebagai pelopornya. Setelah itu, Zwingli memimpin reformasi di Swiss. Dan
kemudian Johanes Calvin mempelopori reformasi di Perancis dan juga Jenewa,
Swiss. Reformasi juga terjadi di tempat lain seperti di Inggris maupun
Skotlandia.[2]
Sekalipun menentang ajaran Gereja Katolik Roma, baik Martin Luther,
Zwingli, maupun Calvin sebenarnya tidak bermaksud untuk mendirikan gereja yang
baru, mengajarkan doktrin-doktrin baru, ataupun memisahkan sebagian orang untuk
memihak mereka, melainkan mereka benar-benar terdorong oleh suatu keadaan yang
menyedihkan yaitu penyelewengan-penyelewengan yang terjadi di dalam gereja
terhadap Alkitab dan doktrin-doktrin yang diajarkan dari zaman ke zaman.
Reformasi ini berakhir dengan
pembagian dan pendirian institusi-institusi baru, di antaranya Gereja Lutheran,
gereja Calvinisme, Gereja-gereja Reformasi, dan Anabaptis. Gerakan ini juga
menimbulkan Reformasi Katolik di dalam Gereja Katolik Roma.
Baik renaisans maupun reformasi menjadi
landasan utama bagi sejarah peradaban Barat modern selanjutnya. Dua kata ini
kemudian dipakai untuk menjelaskan akar sejarah berbagai konsep pemikiran yang
muncul di dunia modern, seperti modernisme, humanisme, rasionalisme, pragmatisme,
dan liberalisme. Reformasi Gereja dan Renaisans merupakan titik
tolak dunia modern. Inilah awal meletusnya reformasi
gereja yang menjadi gerakan yang bersifat global.
[1] journal
Suhelmi, Ahmad. 2001.
Pemikiran Politik Barat. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Dr.F.wellem.M.Th.
2003. Riwayat hidup singkat tokoh-tokoh dalam sejarah gereja. Jakarta: PT BPK
Gunung Mulia
http://id.wikipedia.org/wiki/Reformasi_Protestan
http://djokoyuniarto.multiply.com/journal/item/
http://www.scribd.com/doc/47163360/Reformasi-gereja
http://reformed.keysystem.us/index.php/2009/02/reformasi-gereja-2/
Dibuat dan Disusun sebagai tugas mata kuliah "PEMIKIRAN POLITIK BARAT" FISIP-HI
*Baca Sebelumnya serta lanjutannya, klik dibawah ini: