Senja menyapa dalam langit kelabu. Tak kuasa seolah terbungkam sejuta cahaya. Bersolek elok dalam kenangan manis. Bukankah itu sebuah kegembiraan?? Tapi entah mengapa justru menjeratku seolah ingin membunuh. Terperangkap dalam sebuah sarang emas. Apa yang aku pikirkan saat ini? Entahlah mengapa begitu kesana kemari tak menentu. Bagai debu yang tertiup angin. Terbawa tanpa arah. Bersemayam indah terselimuti udara. Terhempas bersama nafas yang berhembus.
Merangkai kata berharap menemukan sebuah makna. Mencoba menemukan sebuah arti. Kertas yang kosong tak ada noda bersih seperti suci. Seolah tak ingin disentuh. Tak ingin ada yang mengotorinya. Namun seiring goresan pena yang berjalan diatasnya. Sedikit demi sedikit penuh dengan kata-kata tiada arti. Jari jemari begitu erat dalam genggaman. Terlihat sebuah pena begitu erat dalam genggamannya. Seolah memaksanya. Lunglai tak menentu. Jari jemari lihai menggerakkan pena itu. Sebuah pena bisu. Yang tak tahu apa yang harus ia goreskan. Pena yang tidak menegerti apapun akan sebuah karya. Hanya pasrah pada genggaman jemari yang akan membawanya. Entahlah kemana. Hanya terdiam riang diatas goresannya. Bernari-nari indah diatas selembar kertas. Walaupun tak mempunyai arti.
Tapi aku yang akan mencari arti itu. Aku akan terus merangkainya. Sampai pena ini lelah melangkah. Sampai kertas ini tak kuat lagi menompang tulisan. Hingga kutemui sebuah arti. Yang merangkai indah menjadi sebuah makna. Itu pasti...
