Laman

 photo tabfashion.png photo tabtumblr.png photo tabtutorial.png
 photo tabtutorial.png

ALLAH Mengajariku arti Kemandirian

      Setelah kepergian ibuku kurang lebih 5 bulan yang lalu. Aku menjadi anak yatim piatu sepenuhnya tanpa orang tua. Aku tak tahu apa yang terjadi dalam hidupku saat ini. Mungkin tidak jauh berbeda dari sebelumnya yang tadinya aku tinggal berdua dengan ibu, saat ini aku menempati rumah sendiri. Karena kakak-kakak ku sudah tinggal dengan keluarganya masing-masing. Hanya kakak sebelumku yang kadang ada dirumah karna ia pun sedang menjalankan kuliahnya dengan ngekost. Namun hidup tanpa ibu disampingku yang membuatku sangat berbeda dari sebelumnya. Sebenarnya aku sudah menyadari ini jauh dari saat tinggal berdua dengan ibu. saat ibu mengalami sakit-sakitan sehingga tidak dapat melindungiku dan menaungiku lagi. Saat itu aku diajari ibu untuk madiri. Karna ibu biasa mengerjakan semuanya sendiri, dan ibu orang yang tidak ingin dibantu. Jika ia dapat mengerjakannya sendiri maka ia kerjakan sendiri. Sehingga tidak ada pembantu sama sekai dirumah. Namun saat itu, karena penyakitnya yang menggerogoti tubuhnya ia tidak dapat berbuat banyak. Jadi aku harus menjalankan tugasnya dirumah. Menyapu, mengepel, mencuci, menstrika, bahkan memasak harus aku lakukan walaupun sebenarnya tidak bisa. Hanya itu yang aku dapat kerjakan untuk merawat ibu. Memang ibu tidak memaksa aku melakukan itu, namun aku tahu ibu tak suka ada orang lain dirumah. Sehingga tak ada pembantu walau kami masih bisa membayarnya. Saat itulah aku berfikir aku tidak boleh bergantung oleh ibu lagi. Sebagai anak, justru akulah yang seharusnya yang merawat dan menguatkan ibu untuk kesembuhannya.


      Seiring perjalanan waktu penyakit ibu tambah meningkat. Pulang pergi dari rumah sakit sudah menjadi khasnya. Menunggu ibu, berada disampingnya, itulah yang menjadi kebahagiaan tersendiri dalam diriku. Tak ada sama sekali pikiran yang terlintas dibenakku ibu akan meninggalkanku seperti saat ini. Yang ada dipikiranku, ibu akan sembuh dan akan kembali seperti semula. Kembali menjadi ibu yang kuat. Menjadi ibu yang tangguh dengan berusaha menghidupi 9 anaknya sendirian setelah ayah pergi 12 tahun lalu. Aku ingin ibu sembuh, kembali dapat melindungiku dan menaungiku. Namun..... ALLAH berkehendak lain. Hari Jumat dini hari tepatnya tanggal 27 April 2012. ALLAH memanggil ibuku untuk kembali pada-NYA. Mungkin saat itu tugas ibu sudah selesai merawat dan membesarkan ke 9 anak-anaknya. Bahkan saat ini aku telah besar dan sudah tumbuh dewasa. Aku berusaha menguatkan hati dan berfikir positif, bahwa ini adalah cara ALLAH untuk mempersiapkan kemandirianku. Ini tantangan besar dalam hidupku. Kehidupanku saat ini seolah mencerminkan dari garis diluar batasku. Dari seorang Ima Sarah Nabila anak manis dan manja yang selalu hidup terpenuhi. Menjadi seorang yang akan mengarungi kehidupannya sendirian. Dulu aku bisa meminta apaun yang ia inginkan. Dan ibulah orang yang selalu berusaha untuk mewujudkan apa yang aku mau. Namun saat ini akulah yang harus berusaha sendiri mewujudkan apa yang aku inginkan.

     Yah aku menyadari bahwa perjalanan hidupku saat ini sesungguhnya menuju hidup yang berbeda. Aku harus mandiri dengan diriku sendiri dan berdiri diatas kakiku sendiri. Tidak bergantung dengan siapapun. Hanya ALLAH tempatku bergantung yang itu akan membuatku tenang. Langkah-langkahku saat ini adalah gerak kecil yang berbuah perubahan besar dalam hidupku. Aku tak tahu apa yang akan terjadi didepan nanti. Yang pasti aku harus berubah! Berubah dalam berfikir, berubah dalam bersikap, berubah dalam menggambil keputusan. Aku Harus Bisa!!! Kuyakinkan itu dalam diri walau sebenarnya hatiku gemertar. Dan aku harus selalu menciptakan keberanian dan semangat dalam diriku.

Karena aku yakin ALLAH always beside me. Selalu abadi dan tidak akan pernah meninggalkanku sendiri.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...