Laman

 photo tabfashion.png photo tabtumblr.png photo tabtutorial.png
 photo tabtutorial.png

Perekonomian Indonesia secara Geografis

Indonesia merupakan negara maritim. Berdasarkan letak geografisnya, kepulauan Indonesia diapit antara dua benua yaitu Benua Asia dan Benua Australia, serta di antara Samudera Hindia dan Samudera Pasifik. Sehingga menjadi singgah lalu lintas perdagangan. Indonesia terletak dalam satu garis katulistiwa. Mempunyai iklim tropis basah yang dipengaruhi oleh angin monsoon barat dan monsun timur. Iklim yang dimiliki ini menyebabkan Indonesia hanya mengenal dua musim yaitu musim hujan dan musim kemarau. Dengan kondisi iklim yang demikian itu menyebabkan beberapa produk hasil bumi dan industri menjadi sangat spesifik sifatnya.

Indonesia merupakan negara yang kaya akan bahan, dan rempah-rempah. Salah satunya bahan tambang yakni minyak bumi yang pernah menjadikan negara Indonesia memperoleh dana pembangunan yang sangat besar, sehingga pada saat itu target pertumbuhan ekonomi berani ditetapkan sebesar 7,5 % ( masa Repelita II). Selain minyak bumi Indonesia juga memiliki hasil tambang lain seperti biji besi, timah, tembaga, batu bara, gas bumi dan lain-lain. Potensi alam yang sangat bagus untuk memajukan perekonomiannya.

Mayoritas berada disektor pertanian (agraris) menjadi kontribusi sektor terhadap GDP. Namun pada saat ini sektor pertanian tidak dapat memberikan kontribusi lagi karena terkikisnya lahan menjadi modern. Sehingga industrialisasi tercipta, maka masyarakat yang menata pencaharian pertanian sangat tertinggal.

Hal ini harus ditindak lanjuti untuk menghindari “spread Effect” (yaitu kekuatan menyebar) akan selalu lebih kecil dari “back wash effect” (mengalirnya sumber daya dari daerah miskin kedaerah kaya).


Gambaran umum perekonomian indonesia

Sejak merdeka hingga sekitar tahun 1966 perekonomian indonesia relatif tidak berkembang. Mengikuti pergantian-pergantian kabinet yang selalu tak stabil, sistem dan kebijakan-kebijakan ekonomi berubah sepanjang waktu. Ketidak stabilan politik berdampak pada kehidupan ekonomi.

Keadaan umum perekonomian indonesia merdeka sampai dengan tahun 1966 dilihat dari aspek:
A.    Anggaran belanja pemerintah.
Pertumbuhan ekonomi yang cukup menggembirakn dengan laju 6,9 persen dalam periode 1952-1958, turun drastis menjadi hanya 1,9 persen dalam periode 1960-1965. Defisit anggaran belanja pemerintah terus membengkak dari tahun ketahun. Karena defisit-defisit tersebut dibiayai terutama dengan percetakan uang baru.
B.     Tingkat harga-harga umum.
Prilaku kenaikan harga-harga secara agresif sudah terlihat sejak tahun 1955. Laju inflasi diukur dengan indeks biaya hidup di Jakarta, naik 33 persen. Besaran ini mencapai angka 40 persen pada tahun 1958. Laju inflasi tahunan selama periode 1955-1960 rata-rata 23,5 persen. Menjelang tahun 2960 terlihat tanda-tanda inflasi akan mereda, namun kembali meningkat pada tahun 1961 berlanjut terus hingga tahun 1966. Tahun terakhir orde lama laju inflasi sekitar 650 persen.
C.     Perdagangan internasional.
Selama darsawarsa 1950-an dan pertengahan pertama 1960-an indonesia kehilangan pranan pentingnya dalam perdagangan internasional, dalam ukuran absolut maupun relatif. Kedudukan sebagai produsen utama gula di dunia terlepas. Kedudukan sebagai produsen utama karet alam, digantikan oleh malaysia. Ekspor komoditas-komoditas tradisional seperti kopra, teh, biji, kelapa sawit, lada, dan tembakau jauh lebih rendah daripada yang dicapai sebelum perang dunia kedua. Pertengahan 1950-an penerimaan ekspor senantiasa kurang dari 10 persen produk domestik bruto PDB. Mengakibatkan kelangkaan kapital dantekanan atas neraca pembayaran.
D.    Investasi dan perusahaan asing.
Fenomena ekonomi yang tidak menyenangkan (dilihat dari kacamata ilmu ekonomi) seperti nasionalisasi perusahaan-perusahaan asing, kekurangan kapital, kebijakan anti investasi asing, hilangnya pangsa pasar sejumlah komoditas dalam perdagangan internasional, dan tekanan atas neraca pembayaran yang mengakibatkan depresiasi rupiah.

Kejanggalan yang dilakukan oleh rejim pemerintahan orde lama di sektor atau sistem moneter. Bank indonesia bedasarkan undang-undang tahun 1953 yang mendasari penetapannya sebagai bank sentral, mempunyai tugas atau kewajiban menstabilkan nilai mata uang, mengatur sirkulasi uang, mengawasi serta mengembangkan perbankan dan kredit. Memegang monopoli peredaran uang kartal dengan kewajiban memelihara cadangan minimun sebesar 20% dalam bentuk emas, koin emas atau valuta asing yang dapat ditukarkan. Janggalnya mewajibkan bank sentral untuk memasok kredit atau premi kepada pemerintah sebanyak 30% dari penerimaan pemerintah dari tahun sebelumnya. Tahun 1957 bank komersial (milik swasta) diwajibkan memelihara cadangan minimum, dalam bentuk uang tunai atau kekayaan likuid lainnya, sebesar 30% dan memelihara cadangan minimum 20% dibakukan masing-masing pada tahun 1957 dan 1958.
Dan Tahun 1965 mentri untuk urusan bank sentral yang merupakan Gubernur Bank indonesia menggabungkan semua bank milik pemerintah (termasuk bank indonesia) ke dalam suatu wadah tunggal yang dijuluki “bank berjuang”. Tujuannya untuk mengelola dan mengendalikan langsung aktivitas dan sistem perbankkan oleh hanya satu tangan yaitu tangan pemerintah, sekaligus dalamrangka melaksanakan gagasan “ekonomi terpimpin” yag dilancarkan oleh pemerintah.

Perekonomian yang diwarisi oleh pemerintahan orde baru dari rejim orde lama. (a)ketidak mampuan memenuhi kewajiban utang luar negri sebesar lebih dari US$2miliar. (b)penerimaan ekspor yang hanya setengah dari pengeluaran untuk impor barang dan jasa. (c)ketidak berdayaan mengendalikan anggaran belanja dan memungut pajak. (d)laju inflasi sebesar 30-50 persen perbulan. Dan (e)buruknya kondisi prasarana perekonomian serta penurunan kapasitas produktif sektor industri dan ekspor. Upaya-upaya yang ditempuh: 1.memerangi hiperinflasi, 2.mencukupkan stok bahan pangan khususnya beras, 3.merehabilitasi prasarana perekonomian, 4.meningkatkan ekspor, 5.menyediakan atau menciptakan lapangan kerja, 6.mengundang kembali investasi asing.

Program ekonomi jangka pendek yang dijalankan oleh pemerintah orde baru selama dua tahun masa peralihan. Program ekonomi jangka pendek terdiri atas: 1.tahap penyelamatan (juli-desember1966), 2.tahap rehabilitasi (januari-juni1967), 3.tahap konsolidasi (juli-desember1967), 4.tahap stabilitasi (januari-juni1968). Diikuti program jangka panjang. Terdiri atas rangkaian rencana pembangunan lima tahun (Repelita) yang dimulai pada bulan april 1969. Kebijaksanaan pelengkap untuk mendukung program jangka pendek pemerintah memperkenalkan kebijakan anggaran berimbang (balanced budget policy). Berkenaan beban utang luar negri, terbentuk “konsorsium” negara-negara donatur bernama inter-GovernmentalGroup on Indonesia (IGGI).

Struktur Ekonomi Indonesia

Struktur ekonomi indonesia dapat dilihat dari 4 tinjauan:
1.      Tinjauan Makro-sektoral
Sebuah perekonomian dapat berstruktur: agraris (agricultural), industrial (industrial), atau niaga (commercial). Tergantung pada sektor produksi yang menjadi tulang punggung perekonomian yang bersangkutan.

2.      Tinjauan keruangan (spasial)
Suatu perekonomian dapat dinyatakan berstruktur kedesaan/tradisional dan berstruktur kekotaan /modern. Bergantung pada wilayah pedesaan dengan teknologinya tradisional atau bergantung dengan perkotaan dengan teknologinya yang sudah relatif lebih modern.

3.      Tinjauan penyelenggaraan kenegaraan.
Menjadi perekonomian yang berstruktur etatis, egaliter, atau borjuis. Predikat struktur ini tergantung pada siapa atau kalangan mana yang menjadi pemeran utama dalam perekonomian yang bersangkutan.

4.      Tinjauan birokrasi pengambilan keputusan.
Dengan sudut tinjauan ini, dapat dibedakan antara struktur ekonomi yang sistematis dan yang desentralistis.



 Sumber: Buku Perekonomian Indonesia “Dumairy”

0 komentar:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...