Hari kamis tanggal 27 april, aku sudah merasakan hal tak biasa yang kurasakan sebelumnya. Selesai mata kuliah di kampus, aku ingin sekali pulang dan bertemu dengan ibu. Terdapat keganjalan-keganjalan terjadi yang kualami hari itu. Aneh mungkin, tapi setelah bertemu umi keanehan itu sirna. Kulihat umi tersenyum menyambutku datang, seraya terlukis kegembiraan. Ternyata Umi sedang becanda dengan semua abang dan kakak-kakakku yang turut ikut kumpul di rumah. Senangnya hatiku melihat tingkah laku Umi hari itu seolah semua penyakitnya sirna. Umi sudah benar-benar sembuh menurutku, terlihat ketika jalan tak ingin ada orang atau apapun yang membantunya. Ia bisa melakukannya sendiri, biasanya butuh orang untuk menompang badannya. Subhanallah sungguh gembira melukis hatiku. Malam jum'at keluargaku membaca surat Yasin untuk mendoakan agar Umi sehat diberikan kesembuhan. Sungguh malam yang indah.
Tepat pada pukul 02.30 dini hari, Umi yang tidur bersamaku terbaring agak jauh dari diriku. Suara dari arah Umi yang tak mementu membuatku heran. Lampu kamar yang sebelumnya mati berhasil kunyalakan. Astagrirullah..... tergugah sangat... Astagfirullah Umi berbaring tanpa gerak, matanya terlihat semu, nafasnya pun patah-patah. Tanpa kata-kata kubangunkan semua kaka-kakakku dan langsung menuju Rumah sakit. Kondisi Umi sungguh memprihatinkan, nafasnya yang makin sulit melemahkan tubuhnya. Tak ada kata-kata yang keluar dari mulutnya, hanya nafas yang sesak. Ruang IGD siap menyambut, Para dokter langsung beraksi dengan kemampuannya. Setelah diperiksa, tak ada yang salah dengan fisik Umi, jantungnya, ginjalnya, dan semuanya baik2 saja. Tetapi semakin lama nafas Umi semakin sesak, akhirnya dokter memasang oksigen untuk membantu Umi bernafas. Beberapa waktu ketika adzan subuh berkumandang, terlihat dalam monitor oksigen garisnya berubah menjadi LURUS. Sedikit demi sedikit Umi menutup matanya.
Tanggal 28 april 2012 tepatnya hari jum'at, hari yang tidak akan pernah kulupakan dalam hidupku. Begitu cepat Umi pulang, meninggalkanku dalam kesendirian. Jumat mubarak "Inna lillahi wainna ilahu rajiun" mau tidak mau kata itu harus ku ucapkan. Sungguh aku tergugah tak menentu. Aku berasa hancur dalam kebahagiaan. Saat harapan itu muncul, ternyata membawa duka yang mendalam. tergugah dalam keterpurukan bagai ombak diterpa karang. bernari bersama awan tapi terombang ambing dengan angin.
Astagfirullah.... mulai hari ini aku menyandang status sebagai anak Yatim Piatu tanpa kedua orang tua. Sesuatu yang pernah kubayangkan, benar-benar terjadi dalam hidupku. Sulit kupahami, mengapa semua dapat terjadi secepat ini. Beberapa kali aku bertanya pada Tuhan, inikah jalan hidupku?? mengapa ini sungguh berat?? Menjalani hidup tanpa kedua orang tua, merupakan suatu kesendirian. Yah_ aku merasa sendiri, sendiri dalam menjalani hidup ini. Sungguh aku pun hanya diam dalam kebisuan, tak ada yang dapat kulakukan selain PASRAH. Tapi ada keyakinan dalam benak ini, keyakinan itu tersimpan dalam hati. Harus yakin ini jalan terbaik yang Tuhan berikan untukku. Yakin ini awal kesuksesanku, ini awal kebahagiaanku. Aku harus bisa hidup mandiri mulai hari ini. Aku harus bisa melakukan semuanya sendiri tanpa bergantung kepada orang lain. Harus Bisa...!! Harus Bisa...!! Yakin ALLAH bersamaku. Aku harus tenang dan sabar karna ada DIA YANG MAHA MELIHAT. Yakin.... Yakin.... Yakin..... terus mensugesti diri, agar aku tidak mengambil langkah yang salah.
ALLAH bless me ^__^ Bismillah.....