Pada era modern atau sering di sebut era globalisasi telah menarik kita masuk dalam percaturan globalisasi dunia, fenomena globalisasi yang ada saat ini di tandai oleh tiga factor utama: komunikasi, transpertasi dan teknologi informasi. Globalisasi adalah suatu kondisi dimana kemajuan teknologi informasi dan komunikasi menjadikan dunia seolah tanpa batas. Selain globalisasi, isu yang kian berkembang dalam ekonomi internasional adalah regionalisasi dimana regionalisasi merupakan integrasi negara-negara yang memiliki kedekatan geografis, sosiologis, budaya, sistem sosial-politik dan ekonomi disuatu kawasan tertentu.
Bangsa Indonesia saat ini menyaksikan dan merasakan gejala dan perubahan besar yang sedang berlangsung dan mempengaruhi kehidupan kebangsaan di tanah air. Perubahan tersebut antara lain adalah gelombang demokratisasi dan liberalisasi besar-besaran dalam kehidupan umat manusia. Gelombang demokratisasi dan liberalisasi melanda kemana-mana atau menglobal yang menyebabkan berubahnya semua aspek kehidupan baik politik, ekonomi, sosial dan budaya.
Budaya dan globalisasi adalah dua konsep yang berbeda. Kata budaya dalam bahasa latin adalah ‘cultura’, yang berarti mengolah atau juga membudayakan. Budaya adalah suatu cara hidup yang dipakai oleh sekelompok orang dari suatu masyarakat tertentu pada waktu dan tempat tertentu. Sedangkan istilah kedua, globalisasi, merupakan interaksi di antara lebih dari dua negara. Perwujudan dari kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya yang berupa perilaku maupun benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola perilaku, bahasa, organisasi social, kesenian dan lain sebagainya yang berfungsi untuk menunjang kehidupan bermasyrakatnya.
Setiap masyarakat memiliki budaya sendiri dan cara hidup. Budaya dibuat oleh sekelompok orang yang hidup bersama dan mematuhi beberapa prinsip dalam masyarakat mereka. Dalam arti yang lebih luas, budaya merupakan sebuah warisan turun menurun, secara tidak sadar orang yang lahir dalam kelompok itu juga akan mengikutinya. Ketika suatu budaya baru diperkenalkan ke dunia globalisasi, orang merasa takut karena beberapa konsep budaya lain mungkin mengambil tempat dari budaya mereka.
Dampak globalisasi yang lazim di dunia adalah westernisasi. Ini adalah konsep modern yang telah berkembang dalam beberapa dekade terakhir karena dampak dari ekspansi dunia barat dalam penjajahan. Westernisasi adalah proses di mana orang berlatih atau meniru kebiasaan dan gaya hidup orang barat. Di sini kita akan menemukan globalisasi menyebarkan pengaruhnya ke seluruh dunia untuk membuat komunikasi lebih mudah.
Beberapa masyarakat melihat globalisasi sebagai sebuah konsep yang mendominasi. Hal tersebut dapat mempengaruhi gaya hidup mereka. Jika masyarakat memiliki kondisi budaya yang kompleks seperti mengeksploitasi manusia atas dasar ras, jenis kelamin atau kelas, maka orang-orang akan mencoba untuk menyingkirkan masyarakat tersebut.
Menurut pandangan negara-negara berkembang, globalisasi meningkatkan ketimpangan, konflik, dan ketidakstabilan. Mereka tidak bisa bersaing dalam bisnis atau mengembangkan nilai-nilai budaya mereka dibandingkan dengan negara-negara maju.
Salah satu dampak positif globalisasi adalah membawa identitas diri ke seluruh dunia. Setiap orang dapat mewakili budaya mereka sendiri dan dapat mengambil bagian untuk berbagi budaya mereka dengan lainnya.
Globalisasi adalah alat yang mewakili dunia komunikasi. Globalisasi menyambut semua negara di dunia, untuk meningkatkan saling ketergantungan dan menjembatani kesenjangan ekonomi antar negara. Setelah Perang Dunia II (1939-1945), globalisasi melahirkan pendekatan kosmopolitan di pasar internasional di mana semua negara-negara maju dan berkembang dapat bersaing serta berbagi budaya mereka satu sama lain.
Setiap masyarakat memiliki identitas budayanya sendiri. Anda dapat mempelajari bahasa asing dan gaya hidup dari budaya lain serta berbicara tentang bahasa ibu anda.
Multikulturalisme, sebuah konsep yang muncul dari globalisasi pada tahun 1960, memadukan budaya yang berbeda-beda.Globalisasi budaya adalah kesatuan budaya di dunia di mana orang dapat berbagi kepercayaan mereka, ritual, nilai-nilai, dan tujuan. Teori globalisasi memungkinkan untuk berbagi dan mengadopsi budaya negara-negara lain.
Kedua konsep, budaya dan globalisasi saling berhubungan satu sama lain melalui film, televisi, bisnis, pariwisata dan internet. Media menjadi pelaku utama globalisasi budaya. Sebuah budaya media telah hadir dalam segala aspek kehidupan, dimana citra, suara dan lensa membantu menghasilkan rajutan kehidupan sehari-hari, mendominasi waktu luang dan memberikan bahan yang digunakan orang untuk membangun identitas pribadi.
Media tidak saja menjadi sumber informasi namun juga menempati posisi primer dalam kehidupan manusia. Bahkan media juga menjadi barometer untuk melangengkan standar-standar nilai. Budaya tontonan menyisakan suatu problem, yakni ketimpangan dan keanehan. Sebagai budaya tontonan, kapitalisme menujukkan adanya jurang perbedaan yang semakin lama semakin melebar.
Tengok saja di sekeliling kehidupan Anda. Sebagian orang sulit mencari uang, namun sebagian lagi dengan mudahnya menghambur-hamburkan uang. Sebagian orang hidup dalam kemiskinan yang sangat, dan sebagian lagi hidup dalam kemewahan serta kekayaan yang luar biasa. Ada orang yang dengan mudahnya setiap saat mengganti mobil mereka, ada pula yang susah barang untuk mencari makan.
Kebudayaan dari barat saat ini sudah mendominasi segala aspek kehidupan pada masyarakat Indonesia. Peradaban yang disebarkan oleh barat telah mengacu terhadap segala hal dan hal itu telah menguasai dunia tak terkecuali bangsa Indonesia, peradaban bangsa kita saat ini secara perlahan mulai mengikuti kebudayaan bangsa barat.
Budaya barat yang masuk ke Indonesia menimbulkan multi efek. Perkembangan tekhnologi dan masuknya budaya barat ke Indonesia, tanpa disadari secara perlahan telah menghancurkan kebudayaan bangsa Indonesia. Rendahnya pengetahuan menyebabkan akulturasi kebudayaan yang tidak sesuai dengan nilai-nilai luhur yang terkandung didalam kebudayaan bangsa Indonesia. Masuknya kebudayaan barat tanpa disaring oleh masyarakat dan diterima secara mentah/apa adanya, mengakibatkan terjadinya degredasi yang sangat luar biasa terhadap kebudayaan asli.
Dampak negatif globalisasi dalam bidang kebudayaan mengakibatkan hilangnya budaya asli suatu daerah atau suatu negara, terjadinya erosi nilai-nilai budaya, menurunnya rasa nasionalisme dan patriotisme, hilangnya sifat kekeluargaan dan gotong royong, kehilangan kepercayaan diri, dan gaya hidup kebarat-baratan.
Budaya asli Indonesia secara perlahan mulai punah, berbagai budaya barat yang menghantarkan kita untuk hidup modern yang meninggalkan segala hal yang tradisional, hal ini memicu orang bersifat antara lain sebagai sikap individualis, matrealistis dan hedonisme.
Globalisasi diyakini sebagai kekuatan kapitalisme yang dinilai telah berhasil dengan cukup baik, buktinya adalah terbentuknya masyarakat yang kerap disebut sebagai masyarakat konsumer. Kekuatan kapitalisme yang didukung oleh teknologi massal setidaknya telah meruntuhkan berbagai asumsi dan pondasi pandangan-pandangan tradisional di ruang antropologi dan sosiologi. Masyarakat yang dipercaya berkembang secara linier, akhirnya secara terbuka mengalami ledakan kebudayaan dengan menanggalkan segala linieritas yang dulunya dipercaya sebagai modus perkembangan kebudayaan manusia.
Konsumsi yang pada era globalisasi budaya sebelumnya merupakan relasi kebutuhan dan pemenuhan, akhirnya direduksi menjadi sebuah mode, bukan pemenuhan kebutuhan semata. Dalam sirkulasi mayarakat konsumer, konsumsi adalah aktifitas inti kehidupan sosiologis. Sebagai realitas tontonan, kapitalisme tumbuh dengan hukumnya sendiri.
SUMBER
http://arindiazraningtyas.wordpress.com/
http://sitiasiyahaas.wordpress.com/2013/06/23/globalisasi-budaya/
http://www.jimly.com/pemikiran/view/12
http://AnneAhira.com/ilustrasi_globalisasi_budaya
http://www.artikelcara.com/6887/dampak-globalisasi-di-bidang-kebudayaan/
http://larasati2707.blogspot.com/2012/04/pengaruh-globalisasi-terhadap.html